puisi cinta



KUHANYA TERMALU
By Roma Rio Sitepu
Ku tatap keringnya tubuhmu
Jauh berbeda sebelum senja menjelang
Lampau kau masih berisi
Sekarang kau seperti dihabisi
Mengapa kau tak ingin tumbuh lagi
Apakah kau marah
Marah karena ku telah memberikan goresan ke tubuhmu
Marah karena ku pijarkan dirimu
Aku tak menyangka kau mau membalas tanyaku
Dengan lemah kau nyatakan sesuatu
Aku tak marah padamu
Akulah yang menghanguskan diri
Kau hanya memberikan sepercik pijar kepadaku
Dan ku tak dapat padamkan emosiku
Aku tak marah padamu
Aku hanya termalu untuk tumbuh
Karena sepercik pijar selalu membuntutiku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Introductory Paragraph

My Autobiography

Summary